Replay : Melakoni Karma Ayah 

Tri Vidya Rahmadhani (21016049)

Ayah adalah cinta pertama anak perempuannya.  Cinta seorang Ayah adalah suntikan energi bagi anak  perempuan. Ayah yang baik akan mempengaruhi energi  baik kepada anak perempuan, begitu pula sebaliknya.  Namun, sosok Ayah tak selamanya malaikat. Hal inilah  yang terkadang membuat seorang anak menjalani hidup  di atas perilaku Ayahnya sendiri. Aura negatif yang  muncul dari Ayah dapat mempengaruhi masa depan  seorang anak perempuan. Karma, begitu orang  menyebutnya. Dalam novelnya Replay, Seplia membuat  saya sadar bahwa sosok Ayah sangat berperan penting  bagi anak perempuan. Novel setebal 224 halaman ini  menggetarkan hati saya, mengapa karma orang tua mesti  dilakoni oleh anak perempuan.  

Dalam novel bersampul kuning ini mengangkat  kisah tentang perjalanan Nada dalam menikmati karma  ayahnya. Nada adalah seorang anak perempuan yang  sedang bergelut dengan dunia trauma. Ayahnya selingkuh kemudian Ibunya bunuh diri. Inilah yang membuat Nada  setiap kali mendengar kata bunuh diri, Nada terbayang  Ibunya. Namun, yang menarik adalah ketika Nada  kemudian menjadi perempuan selingkuhan dari tetangga  apartemenya yang juga memiliki tabiat mengancam  dengan bunuh diri. Seakan kehidupan berputar, semesta  mengantarkan Nada menjadi sosok yang sangat ia benci  sebelumnya.  

Karma 

Tak jarang alur di dalam sebuah novel  bereksplorasi dari suatu peristiwa kehidupan,  merenungkan, dan melukiskan cerita dalam bentuk,  pengaruh, ikatan, kehancuran atau tercapainya gerak gerik perbuatan manusia dalam sebuah kehidupan  (Tarigan, dalam (Wasiti, 2019)). Hal ini berarti segala  bentuk peristiwa dalam kehidupan dapat dijadikan alur  dalam sebuah novel termasuk tentang sebuah karma.  

Dalam realita, sebuah pertemuan keluarga  memanglah terjadi karena sebuah karma. Hal ini juga  dijelaskan dalam video youtube yang berjudul Karma Orang Tua dan Anak, Review Q&A Bhante Uttamo – Pelitadhamma. 

”Segala bentuk pertemuan di dunia ini tentu ada  sebabnya, menjadi anggota keluarga, teman, tetangga  tinggal di negara, benua bahkan di bumi yang sama tentu  ada sebabnya, salah satu sebab yang disebutkan adalah  karena saling memiliki ikatan karma. Sedikitnya ada dua  jenis ikatan karma. Pertama adalah ikatan karma yang  timbul karena adanya rasa sayang, suka, atau cinta. Ikatan garmash seperti ini akan menghasilkan  kebahagiaan kesenangan dan kedamaian ketika bertemu  atau berkumpul dengannya. Kedua ada ikatan karma  yang timbul karena adanya kebencian, dendam, maupun  permusuhan. Pertemuan dengan mereka yang memiliki  ikatan karma berdasarkan kebencian ini akan  menghasilkan penderitaan”(Bhante Uttamo – Pelitadhamma) 

Maka dapat dikaitkan bila dalam novel ini  mengangkat alur dari sebuah prinsip karma. Penulis  secara sadar maupun tidak, alur yang tertuang dalam  karyanya serupa dengan karma yang dilakoni oleh tokoh Nada berkaitan dengan karma ayahnya yang berselingkuh  di belakang ibu Nada. 

Diana melanjutan,”Kami memang sudah  berkencan sebelumnya. Ya, ayahmu berselingkuh  denganku. Tapi aku menyadari, tidak mungkin ayahmu  menikahiku. Dia... dia terlalu mencintai ibumu. Sampai  malam itu. Seusai pesta, aku tahu dia mabuk. Tapi aku  yakin dia masih memiliki kesadaran untuk mengetahui  siapa yang ada di hadapannya malam itu. Jadi, kurasa  kejadian malam itu tidak ada yang bisa disalahkan.  Semua terjadi secara natural.”(Replay.hlm116) 

Hal yang sangat menarik dan menggelitik adalah  ketika penjelasan Diana tentang perselingkuhan dapat kita kaitan dengan kutipan di bawah ini. 

Nada mengangguk.. 

Nada bisa merasakan respons yang diberikannya  membuat Nino gembira bukan kepalang. Pemuda itu  seakan baru saja memenangi sebuah pertandingan. Nino  memeluk Nada lebih erat. Nada membalasnya, masih  dengan air mata. Meski kali ini terselip kebahagiaan.

Saat nada sibuk menenangkan irama detak  jantungnya dalam pelukan Nino, ia melihat Diana  berdiri di sisi jendela, tengah menatapnya. Makna  yang bermain dalam sorotan mata Diana tersirat  pula di mata Nada.  

Saat ini status mereka sama. 

Sekarang, Audy sudah boleh membenci Nada. Selayaknya Nada membenci Diana.” (Replay.hlm163) 

Bila dianalisis berdasarkan prinsip karma. Maka  tokoh Nada sedang melakoni karma Ayahnya, Nada yang  sebelumnya sangat membenci Diana karena menganggap  perselingkuhan Ayahnya dengan Diana adalah penyebab  kematian ibunya. Kini posisi mereka sama sebagai  perempuan selingkuhan. 

Apa yang terjadi pada Nada? 

Dilansir pada Matatelinga.com, ternyata anak dan  istri memang lah korban dari perselingkuhan suami.  Dijelaskan bahwa Sulastri, 34, warga Jalan Binjai Km 13,  Sunggal Deliserdang, mendatangi Polsek Sunggal guna melaporkan suaminya Rahaman, 41. Ibu dua anak ini  mengaku selain dikhianati karena cinta, ia juga kerap  dianiaya suaminya. Korban yang mendapat pukulan di  bagian wajah dan badan, mengaku perilaku suaminya  berubah selama lima bulan terakhir karena suaminya  mempunyai wanita lain. Kasus lain, pada jatimnow.com  temuan kerangka manusia dalam kamar di Blitar, memiliki  motif pelaku bunuh istrinya karena perselingkuhan.  

Tampak jelas bahwa kasus-kasus yang beredar di  dunia nyata selaras dengan konflik yang diangkat penulis  dalam karyanya. Anak selalu menjadi korban dalam  sebuah hubungan suami istri yang tidak harmonis. Hal ini  sangat lekat dari diri Nada, ibunya bunuh diri dan Audy  kekasih Nino pun juga bunuh diri. Penyebabnya sama,  karena kasus perselingkuhan. Ibunya bunuh diri karena  ayahnya berselingkuh dengan Diana. Audy bunuh diri karena Nino berselingkuh dengan Nada. Hebatnya, posisi  Nada kini setara dengan Diana. 

        Dapat kita simpulkan tak jarang ditemui anak anak dengan latar belakang keluarga yang tidak beruntung memiliki psikologi yang terganggu. Begitu juga dengan yang dialami Nada, rasa trauma dengan bunuh duru seakan selalu menggetarkan jiwa raganya. Namun, terlepas dari hal itu karma mesti dijalani Nada karena perbuatan ayahnya. Melakoni karma dari orang tua ternyata memang benar adanya.

Realita dalam kehidupan pun dapat menjadi salah  satu inspirasi dalam penciptaan konflik dan alur yang  menarik. Novel ini memiliki daya tarik yang tak dimiliki  oleh novel lain, bila diresapi, banyak hal yang  tersembunyi. Pembaca sebagai penerka misteri, peramal,  apa benar ini adalah sebuah karma yang sedang dilakoni  tokoh utama. Pembaca harus lebih dalam menganalisis  karya yang tak sesederhana judulnya, Replay.  

DAFTAR RUJUKAN 

https://jatimnow.com/baca-63537-temuan-kerangka manusia-dalam-kamar-di-blitar-ini-motif-pelaku bunuh-istrinya#google_vignette 

https://www.matatelinga.com/Berita-Sumut/Suami Selingkuh-Istri-dan-Anak-Terlanta

https://youtu.be/8f7i_GUKEOI?si=_m9ksaWPbzslt D28 

Wasiti, A. (2019). DESKRIPSI FISIK TOKOH  UTAMA DALAM NOVEL HUJAN BULAN  JUNI, PINGKAN MELIPAT JARAK DAN YANG  FANA ADALAH WAKTU KARYA SAPARDI  DJOKO DAMONO DAN PEMANFAATANNYA  SEBAGAI BAHAN AJAR DALAM  

PEMBELAJARAN SASTRA DI SMA. NBER  Working Papers, 89.  

http://www.nber.org/papers/w16019